Menjelajahi Kota Gede & Peninggalan Sejarahnya

Kota Gede
kota gede


Menjelajahi Yogyakarta tidak akan pernah terdapat habisnya lantaran mempunyai pola tempat yang bersejarah buat dikunjungi & dipelajari. Malioboro, Keraton Yogyakarta, Kebun Binatang Gembiraloka, Kaliurang, dan Gunung Merapi merupakan beberapa destinasi wisata di Yogyakarta. Kota Gede, Salah satu bagian Yogyakarta yg wajib  dikunjungi populer menjadi kota perak karena produk industri peraknya. Padahal sebenarnya tempat ini merupakan tempat bersejarah yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Islam. Selain itu, sebagai pasar tradisional yg menyediakan aneka macam barang dan kuliner tradisional.

Baca Juga: 

Sejarah loka ini dimulai pada tahun 1586. Saat itu, Panembahan Senopati mendirikan ibu kota kerajaan Mataram Islam. Di bawah pemerintahan Sultan Agung, kerajaan membangun sejarah agresi yg kuat ke Batavia buat mengusir penjajah Belanda. Agresi tersebut tercatat menjadi galat satu agresi terbesar terhadap Belanda selama 350 tahun sejarah kolonialisme di Indonesia. Pada tahun 1613, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan Mataram Islam ke Karta dekat Plered; Oleh karena itu, kota Gede menjadi sentra kerajaan Mataram Islam berakhir.

Meski bukan lagi sentra kerajaan Mataram Islam, tetapi tetap ramai dikunjungi. Terdapat beberapa peninggalan sejarah pada Kota Gede misalnya makam pendiri kerajaan, masjid Kota Gede, dan tempat tinggal   norma berarsitektur Jawa. Bahkan, reruntuhan kastil dapat ditemukan di sana.

Pasar tradisional Kota Gede adalah galat satu peninggalan yang masih beroperasi. Setiap pagi Legi (pada penanggalan Jawa) orang melakukan jual beli. Bangunannya sudah direnovasi, tetapi posisinya tidak dipindahkan. Anda bisa menemukan Yangko, makanan tradisional, di sini. Selain itu suasana pasar tradisional sangat terasa.

Kompleks Makam Pendiri Kerajaan Mataram


kompleks makam pendiri kerajaan Mataram
kompleks makam pendiri kerajaan Mataram


Selanjutnya, kompleks makam pendiri kerajaan Mataram yg dikelilingi tembok kokoh dan tinggi bisa ditemukan 100 m di sebelah selatan pasar tradisional Kota Gede. Kompleks tersebut meliputi makam Sultan Hadiwijaya, Ki Gede Pamanahan, Panembahan Senopati, & keluarganya. Gerbangnya berarsitektur Hindu. Setiap gerbang memiliki pintu kayu tebal & dihiasi dengan benda-benda tabrakan yg indah. Untuk memasukinya, pengunjung harus mengenakan pakaian adat Jawa yg mampu disewa pada sana. Pengunjung bisa memasuki makam hanya setiap hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Untuk kehormatan, pengunjung dilarang mengambil foto dan menggunakan perhiasan.

Berkunjung ke Kota Gede nir paripurna jika kita nir melihat masjid yang adalah masjid tertua pada Yogyakarta. Letaknya masih pada lebih kurang kompleks makam. Selain itu, kita jua harus pergi ke rumah istiadat yg terletak persis di depan kompleks makam. Apabila Anda berjalan 50 m ke arah Selatan, Anda akan melihat gapura bertuliskan "cagar budaya". Masuk saja, Anda akan menemukan tempat tinggal   tata cara Kota Gede yg masih terawat baik & digunakan buat tempat tinggal.

Terakhir, terdapat bangunan KEDHATON yang menaungi 'Watu Gilang' berupa batu segi empat, juga terdapat 'Watu Cantheng', tiga butir batu berwarna kuning. Warga sekitar menganggap mainan itu milik anak Panembahan Senopati.

Sebenarnya masih banyak lagi peninggalan atau kerajaan Mataram Islam yg merupakan bagian berdasarkan kota perak. Kunjungi saja & rasakan sejarah dan keajaiban Kota Gede yang sebenarnya. Berkunjung ke Jogja tanpa ke Kota Gede akan menciptakan wisata Anda kurang lengkap.

Next Post
No Comment
Add Comment
comment url
Advertisement here